A.
Kepribadian,
Nilai dan Gaya Hidup
1.
Kepribadian
Kepribadian memiliki pengertian
yang luas, kepribadian bukan hanya mencakup sifat-sifat yang positif,
sifat-sifat yang menarik ataupun segala sesuatu yang nampak secara lahiriah,
ettapi juga meliputi dinamika individu tersebut. Kepribadian adalah organisasi
yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian
dirinya terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan
menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan,
kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi.
Dalam batasan kepribadian yang
dikemukakan di atas ada 4 hal yang perlu diuraikan yakni :
Dinamis, berarti kepribadian
selalu berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri
individu yang ebrsangkutan, akan tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam
batas-batas bentuk polanya.
Organisasi system, ini mengandung
pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
Psikofisis, ini berarti tidak
hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat psikis tetapi merupakan
gabungan dari kedua sifat tersebut.
Unik, berarti kepribadian antara
individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama.
Kepribadian
memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra
pribadi. Mungkin saja konsep diri actual individu tersebut (bagaimana dia
memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin
memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana dia mengganggap orang
lain memandang dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Dimensi kepribadian :
1. Ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. Sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. Sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4. Kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. Keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
2. Nilai-nilai individu
1. Ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. Sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. Sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi prestasi
4. Kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang, gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. Keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
2. Nilai-nilai individu
Dilihat dari kepribadian,
perilaku konsumen mempunyai nilai-nilai individu
sebagai berikut:
Ide itu untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar.Berfungsi sebagai menunaikan prinsip kehidupan yang asli atau yang pertama yang dinamakan prinsip kesenangan (pleasure principle).Bertujuan untuk mengurangi ketegangan. Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan. Tujuan dari prinsip kesenangan ini dapat dikatakan terdiri dari usaha mencegah dan menemukan kesenangan.
Ide itu untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar.Berfungsi sebagai menunaikan prinsip kehidupan yang asli atau yang pertama yang dinamakan prinsip kesenangan (pleasure principle).Bertujuan untuk mengurangi ketegangan. Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan. Tujuan dari prinsip kesenangan ini dapat dikatakan terdiri dari usaha mencegah dan menemukan kesenangan.
Ego adalah Hubungan timbal balik
antara seseorang dengan dunia memerlukan pembentukan suatu system rohaniah
baru.Berlainan dengan id yang dikuasai oleh prinsip kesenangan, ego dikuasai
oleh prinsip kenyataan (reality principle). Bertujuan untuk menangguhkan
peredaan energi sampai benda nyata yang akan memuaskan telah diketemukan atau
dihasilkan. Penangguhan suatu tindakan berarti bahwa ego harus dapat menahan
ketegangan sampai ketegangan itu dapat diredakan dengan suatu bentuk kelakuan
yang wajar.
Superego adalah suatu
cabang moril atau cabang keadilan dari kepribadian.Superego lebih mewakili alam
ideal daripada alam nyata. Superego terdiri dari dua anak system, ego ideal dan
hati nuran. Nilai sebagai sesuatu yang lebih diinginkan harus dibedakan dengan
yang hanya ‘diinginkan’, di mana ‘lebih diinginkan’ mempengaruhi seleksi
berbagai modus tingkah laku yang mungkin dilakukan individu atau mempengaruhi
pemilihan tujuan akhir tingkah laku (Kluckhohn dalam Rokeach, 1973). ‘Lebih
diinginkan’ ini memiliki pengaruh lebih besar dalam mengarahkan tingkah laku,
dan dengan demikian maka nilai menjadi tersusun berdasarkan derajat
kepentingannya.
Sebagaimana terbentuknya,
nilai juga mempunyai karakteristik tertentu untuk berubah. Karena nilai
diperoleh dengan cara terpisah, yaitu dihasilkan oleh pengalaman budaya,
masyarakat dan pribadi yang tertuang dalam struktur psikologis individu
(Danandjaja, 1985), maka nilai menjadi tahan lama dan stabil (Rokeach, 1973).
Jadi nilai memiliki kecenderungan untuk menetap, walaupun masih mungkin berubah
oleh hal-hal tertentu. Salah satunya adalah bila terjadi perubahan sistem nilai
budaya di mana individu tersebut menetap (Danandjaja, 1985).
3. Konsep gaya hidup dan pengukurannya
Gaya hidup adalah bagaimana
seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh
karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring
dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus
kehidupan.
Psikografi adalah
variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali
istilah psikografi dan gaya hidup digunakan secara bergantian. Beberapa
variabel psikografi adalah sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan
demografi.
Teori sosio-psikologis
melihat dari variabel sosial yang merupakan determinan yang paling penting
dalam pembentukan kepribadian. Teori faktor ciri, yang mengemukakan bahwa
kepribadian individu terdiri dari atribut predisposisi yang pasti yang disebut
ciri (trait).
Konsep gaya hidup konsumen
sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang
hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka.
Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang
memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka
terhadap sesuatu.
Ada 3 Faktor yang mempengaruhi
Gaya Hidup Konsumen :
Kegiatan yaitu bagaimana konsumen
menghabiskan waktunya.
Minat yaitu tingkat keinginan
atau perhatian atas pilihan yang dimiliki konsumen.
Pendapat atau pemikiran yaitu
jawaban sebagai respon dari stimulus dimana semacam pertanyaan yang diajukan.
Contoh nyata pada kehidupan
sehari-hari :
Di Amerika Serikat kelas sosial
ini seperti yang diklasifikasikan oleh Coleman menjadi 7 kelas sosial
masing-masing kelas Atas-Atas, Atas Bawah, Menengah Atas, kelas Menengah, kelas
Pekerja, Bawah Atas, Bawah-bawah.
Sementara di Kota Jakarta,
hasil penelitian Sosiologi UI yang tertuang dalam Rencana Umum Pembangunan
Sosial Budaya DKI Jakarta 1994-1995, dapat distratifikasikan dalam lima strata,
yaitu lapisan elite, lapisan menengah, lapisan peralihan, lapisan bawah, dan
lapisan terendah.
Dalam perilaku konsumen
secara samar orang membedakan pengertian kelas sosial dengan pengertian status
sosial. Jika kelas sosial mengacu kepada pendapatan atau daya beli, status
sosial lebih mengarah pada prinsip-prinsip konsumsi yang berkaitan dengan gaya
hidup.
Pengukuran ganda perilaku
individu
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku individu terhadap pengambilan keputusan konsumen :
1. sikap orang lain
2. Faktor situasi tak terduga
Konsumen mungkin membentuk
kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan
manfaat produk yang diharapkan.
Ada 5 tahap proses pengambilan
keputusan pembelian terdiri dari
1.Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari
pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan
sejumlah keadaan yang diinginkan.
2.Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin
mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan
konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia
cenderung akan membelinya.
3.Pengevaluasian Alternatif
Cara konsumen memulai usaha
mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan
situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan
kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis
4.Keputusan Pembeli
Tahap pengevaluasian, konsumen
menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara
umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai,
tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan
keputusan pembelian.
B.
Pengaruh
Sikap dan Prilaku Konsumen
1.
Sikap dan
Perilaku Konsumen
Sikap merupakan hasil dari pencarian dan evaluasi
informasi yang luas atas berbagai kemungkinan yang membentuk suatu sikap
terhadap alternatifalternatif yang dipertimbangkan. Sikap sebagai suatu
evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan
dan tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif
yang diberikan. Sikap dikonseptualisasikan sebagai perasaan positif atau
negatif terhadap merek dan dipandang sebagai hasil penilaian merek bersama
dengan kriteria atau atribut evaluasi yang penting.
Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) sikap sebagai
kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara
positif (favorably) atau secara negatif (unfavorably)terhadap
obyek – obyek tertentu.
D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat
bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional,
emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan
atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek
tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap
tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa, pandangan,
lembaga, norma dan lain-lain.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap ,
yaitu :
1. Pengalaman pribadi
2. Kebudayaan
3. Orang lain yang di anggap penting
4. Media massa
5. Institusi pendidikan dan agama
6. Faktor emosi
Menurut Schiffman dan Kanuk (1997), Ilmu
perilaku konsumen merupakan ilmu tentang bagaimana individu mengambil suatu
keputusan dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya yaitu waktu, tenaga dan
uang untuk mengkonsumsi sesuatu, termasuk mempelajari apa, mengapa, kapan, dan
dimana seseorang membeli, serta seberapa sering seseorang membeli dan
menggunakan suatu produk dan jasa. Peter dan Olson (1999) menyatakan bahwa :
a. Perilaku konsumen itu dinamis karena pikiran,
perasaan, dan tingkah laku individu, kelompok konsumen dan lingkungan sosial
akan selalu berubah.
b. Perilaku konsumen dipengaruhi pikiran antar manusia,
perasaan, dan tingkah laku beserta lingkungannya.
c. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
diantara manusia.
Engel et.al. (1994),
mengemukakan bahwa perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen melewati lima tahapan yaitu : pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi informasi, pembelian dan pasca pembelian. Proses
pengambilan keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama
yaitu :
a. Faktor perbedaan individu terdiri dari sumberdaya
konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya
hidup dan demografi.
b. Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas
sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.
c. Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi,
pembelajaran, perubahan sikap/perilaku.
2.
Dari Bujukan Hingga Komunikasi
Berawal dari Stimulan yang merupakan masukan proses
perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari pemasar dan rangsangan dari
lingkungan konsumen itu sendiri. Sedangkan proses pengambilan keputusan
dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen. Respons perilaku
konsumen dapat dijadikan faktor yang dapat membentuk keputusan pembelian (yaitu
pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang
ditawarkan).
Rangsangan pemasaran dari pemasar yang dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku konsumen yaitu seluruh kegiatan pemasaran yang meliputi
bujukan hingga komunikasi mengenai produk tertentu yang ditawarkan. Para
pemasar dapat melakukan kegiatan yang dapat dijadikan teknik modifikasi
perilaku konsumen. Berbagai teknik modifikasi yang dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku konsumen adalah melalui beberapa aspek pemasaran yang meliputi aspek
produk, aspek harga, dan aspek promosi.
3.
Teknik Modifikasi Perilaku
Modifikasi
perilaku dapat diartikan sebagai: (1) upaya, proses, atau tindakan
untukmengubah perilaku, (2) aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara
sistematis untukmengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif, (3)
penggunaan secara empiristeknik-teknik perubahan perilaku untuk memperbaiki
perilaku melalui penguatanpositif, penguatan negatif, dan hukuman, atau (4)
usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip
psikologi hasil eksperimen pada manusia.
Modifikasi
perilaku juga menekankan pengaruh belajar dan lingkungan, artinya bahwa
prosedur dan teknik tritmen menekankan pada modifikasi lingkungan tempatdimana
individu tersebut berada, sehingga membantunya dalam berfungsi secara lebihbaik
dalam masyarakat. Lingkungan tersebut dapat berupa orang, objek, peristiwa,
atausituasi yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap
kehidupanseseorang. Mengikuti pendekatan ilmiah artinya bahwa penerapan
modifikasi perilakumemakai prinsip-prinsip dalam psikologi belajar, dengan
penempatan orang, objek,situasi, atau peristiwa sebagai stimulus, serta dapat
dipertanggungjawabkan secarailmiah. Sedangkan menggunakan metode-metode aktif
dan pragmatik untuk mengubahperilaku maksudnya bahwa dalam modifikasi perilaku
lebih mengutamakan aplikasi darimetode atau teknik-teknik yang telah
dikembangkan dan mudah untuk diterapkan.
Adapun
teknik modifikasi perilaku adalah sebagai berikut :
1. Dorongan
(Prompting)
Permintaan
untuk melakukan suatu tindakan kepada seseorang.Barangkali setiap orang yang
pernah memesan makanan di restoran fast-food pernah menjumpai dorongan.
2. Teknik Banyak
Permintaan BANYAK (Many asking)
Mengajukan
beberapa permintaan kepada konsumen dengan mengawalinya dari permintaan yang
kecil lalu ke permintaan yang lebih besar. Atau sebaliknya, diawali dari
permintaan besar kemudian diikuti oleh permintaan lebih kecil.Contoh:
Menawarkan produk yang lebih mahal terlebih dahulu, kemudian menawarkan produk
yang lebih murah.
3. Prinsip
Resiprositas (Reprosity)
Teknik
meningkatkan kepatuhan konsumen atas permintaan pemasar dengan lebih dahulu
menawarkan orang bersangkutan sejumlah hadiah atau sample produk.
Contoh : Memberikan sample produk gratis, mencicipi
produk, test drive dan sebagainya.
4. Peran
Komitmen (Committement)
Komitmen
yang dipegang secara konsisten akan meningkatkan jumlah pembelian. Komitmen
yang tertulis akan dapat meningkatkan konsistensi dalam bertransaksi.Perusahaan
penjualan door to door telah menemukan keajaiban komitmen tertulis. Mereka
dapat mengurangitingkat pembatalan hanya dengan meminta pelanggan mengisi
formulir perjanjian penjualan (sebagai tanda jadi.
5. Pelabelaan
(Labeling)
Melibatkan
pelekatan semacam gambaran pada seseorang, seperti “Anda Baik Hati”. Label
diduga menyebabkan orang memandang diri mereka dengan cara yang disiratkan oleh
labelnya. Pelabelan dapat digunakan oleh pemasar untuk menarikhati calon
konsumen, sehingga pembelian terjadi.Pemasar pakaian dapat mengatakan, “Anda
orang tua yang penuh perhatian.” di saat menawarkan pakaian untuk anak orang
tersebut.
6. Intensif
(Insentif)
Insentif
mencakup jajaran luas alat-alat promosi, seperti korting harga, undian, rabat,
kontes dan kupon. Insentif biasanya mewakili komponen penting dari keseluruhan
strategi promosi produk.
Contoh : mainan anak pada produk makanan anak, cairan
pewangi pada produk detergen dan sebagainya.
C.
Pengaruh
kebudayaan terhadap Pembalian dan Konsumsi
1.
KEBUDAYAAN
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata
tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti
pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan kata budaya
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah berasal dari
kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran
(cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang
disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan
karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
DIMANAKAH SESEORANG MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA
?
individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values).
Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan
keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari
keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang
salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung
pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai
tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain:
A. Model atau contoh, dimana individu
belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui observasi perilaku
keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana dia
bergaul;
B. Moralitas, diperoleh dari keluarga,
ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan
waktu atau kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang
berbeda.
C. Sesuka hati adalah proses
dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada
nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan
sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih
sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi
individu tersebut.
D. Penghargaan dan Sanksi :
Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan penghargaan bila menunjukkan
perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat sanksi atau hukuman bila
menunjukkan perilaku yang tidak baik.
E. Tanggung jawab untuk memilih :
adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan
mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya
dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan
sistem nilai dirinya sendiri.
2.
PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Faktor budaya merupakan suatu yang paling memiliki
pengaruh paling luas pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan
yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah
penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku
seseorang, terutama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku
pembelian. Dalam perkembangan sejarah budaya konsumsi maka masyarakat konsumsi
lahir pertama kali di Inggris pada abad 18 saat terjadinya tekhnologi produksi
secara massal. Tekhnologi yang disebabkan oleh berkembangnya revolusi industri
memungkinkan perusahaan-perusahaan memproduksi barang terstandarisasi dalam
jumlah besar dengan harga yang relatif murah.
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami
perubahan. Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat
membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk.
Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh
budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering
diterima begitu saja.
3.
STRUKTUR KONSUMSI
dari bahasa belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang
bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda baik berupa
barang maupu jasa untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian
produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut
pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi
bahwa sebenarnya
konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen
yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua
yang menjadi hak-hak konsumen. Secara matematis struktur konsumsi yaitu
menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai hasil dari keseimbangan antara
ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran) dengan kebijakan distribusi dan
keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap harga (permintaan).
Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam permintaan dari
D1 ke D2 bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan untuk
mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S).
4.
DAMPAK
NILAI-NILAI INTI TERHADAP PEMASAR
Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya.
Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
5.
PERUBAHAN NILAI
Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa
aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu :
Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau
luas. Hal tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran
individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat dasar dari
frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut berpengaruh jika
waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.
Budaya adalah hal
yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan kecenderungan.
Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut.
Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran
budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang
tepat.
Kebudayaan yang semakin berkembang mengakibatkan
pembelian dan konsumsi yang berubah pula. Kebudayaan secara tidak langsung
telah mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan manusia. Para pemasar dapat
melihat perkembangan kebudayaan dengan cara melalui penjualan produk yang dijual
pada konsumen serta pengaruhnya terhadap pembelian dan konsumsi mereka. Seraya
melihat perubahan-perubahan nilai kebudayaan yang terjadi pada masyarakat.
Strategi pemasaran juga memiliki makna yang dipercaya
bersama, seperti reaksi masyarakat terhadap iklan. Masyarakat Amerika terbiasa
mengungkap iklan dengan secara langsung dan terbuka, bahkan dianggap terlalu
‘fulgar’ atau emosional oleh sebagian masyarakat di negara lain. Atau promosi
diskon dan penjualan murah, di sebagian masyarakat bisa dianggap positif tetapi
bagian masyarakat lain bisa berbeda dan justru sering mendapat reaksi negatif
karena adanya anggapan bahwa barang yang didiskon pasti tidak berkualitas dan
barang sisa, cuci gudang atau barang yang tidak laku. Sehingga pemasar harus
hati-hati menangkap makna budaya dari produk dan merek yang akan dipasarkan
dengan melihat lingkungan budaya yang melekat pada target pasar yang akan
dipilihnya.
Sumber :
https://bamaandrew.wordpress.com/2013/11/23/viii-kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup/
http://rizkiekapuspita.blogspot.com/2014/11/bab-9-pengaruh-kebudayaan-terhadap.html
http://nonaninda.blogspot.com/2012/11/mempengaruhi-sikap-dan-perilaku_13.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar