Pengaruh Keluarga Dan Rumah Tangga Terhadap
Perilaku Konsumen
v KELUARGA
DAN STUDI TENTANG PERILAKU KONSUMEN
Keluarga dapat
pempengaruhi perilaku Konsumen . Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung
pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok
selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap
kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa
status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Para
anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita
dapat membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga
sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai
sumber keturunan, disani adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri
dan anak).
Studi tentang
keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting,
tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga
timbul karena dua alasan.
1)
Banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda
yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli
oleh kedua pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau
anggota lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh
keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka
terlibat dalam pelbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu
senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat.
Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli
pelbagai barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan. Perjalanan
tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di restoran
fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang dapat digunakan.
2)
Bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu,
keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh
anggota lain.dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai
dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar sekali
pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara kandung bersaing
satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana pendapatan keluarga akan
dialoksikan untuk keinginan individual mereka. Orang yang bertanggung jawab
untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin bertindak sebagai
individu di pasar swlayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan
anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan
kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama
dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan
konsumen benar-benar meresap.
Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai organisasi. Survey dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga. Pemberian kuesioner kepada seluruh keluarga membutuhkan akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama, dengan menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua anggota keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan tersebut.
v PENENTU
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SUTAU KELUARGA
Keluarga
memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah
tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam
keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang
paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik
bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan,
kehadiran anak, dan ststus pekerjaan.
Keluarga adalah
sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk
mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup
sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik
daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin
tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak.
Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan
pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan
produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan
akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan
banyak barang yang bebas pilih.
Tipe – Tipe Perilaku Pembelian Menurut Wilkie
(1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi
empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan
diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
Ø Budget
Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang
dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang
tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu
melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
Ø Product Purchase
or Not (Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan
yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu
sendiri.
Ø Store Patronage
(Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan
konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian
produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu
faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
Ø Brand and Style
Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara
terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
v KELUARGA
DAN PENGARUH RUMAH TANGGA
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai
sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah,
pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga
adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati
sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap
pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk
menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal.
1)
Penjaga pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran
keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu
pengambilan keputusan.
2)
Pemberi pengaruh (influencer). Individu yang
opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga
dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan
kriteria evaluasi itu.
3)
Pengambil keputusan (decider). Orang
dengan wewenang atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga
akan dibelanjakan dan produk atau merek apa yang yang akan dipilih.
4)
Pembeli (buyer). Orang yang bertindak sebagai
agen pembelian yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek,
membawa produk kerumah, dan seterusnya.
5)
Pemakai (user). Orang yang menggunakan produk
Referensi :
Pengaruh
Individu Terhadap Perilaku Konsumen
v PENGARUH INDIVIDU DALAM PERILAKU KONSUMEN
Dalam perilaku konsumen banyak
faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah individu itu sendiri.
Setiap individu yang satu dengan individu yang lain dalam mengkonsumsi suatu
barang dan jasa pasti berbeda. Tetapi ada kalanya seorang individu dalam
mengkonsumsi suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh individu lain sehingga
individu tersebut mengikuti individu yang mempengaruhinya. Oleh karena
itu, pengaruh individu sangat menentukan dalam perilaku
konsumsi. Konsumen yang selektif akan aktif melibatkan diri mereka dalam proses
pengambilan keputusan pembelian. Hal ini dapat menghindari resiko yang dapat
ditimbulkan oleh produk. Jika tingkat keterlibatan tinggi secara pribadi maka
konsumen tersebut sebagai pemimpin opini.
Suatu perilaku konsumen pun tak
lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group
adalah seseorang atau sekelompok orang yang empengaruhi perilaku individu
secara signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik,
kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi
dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas
individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan
mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga,
reference group menjadi alat untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah
kelompok social.
Perbedaan dan pengaruh
individu merupakan faktor internal yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku.
Setiap individu memiliki kepribadian berbeda dan tidak ada manusia yang
diciptakan sama, sehingga di dalam perilaku konsumsi individu memiliki pilihan yang
berbeda pula. Ada lima hal yang menyebabkan konsumen berbeda :
1)
Sumberdaya konsumen,
2)
Motivasi dan keterlibatan,
3)
Pengetahuan,
4)
Sikap
5)
Kepribadian, gaya hidup dan
demografi.
Ø Sumberdaya konsumen terdiri dari uang, waktu dan
perhatian (penerimaan dan kemampuan mengolah informasi). Ketiga sumberdaya
konsumen tersebut dapat mempengaruhi situasi pengambilan keputusan pembelian
konsumen. Namun tidak semua konsumen memiliki ketiga sumberdaya diatas,sehingga
konsumen harus cermat mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya.
Ø Motivasi perilaku diarahkan pada tujuan
yang diberi energi dan diaktifkan (adanya suatu dorongan). Kebutuhan-kebutuhan
yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu
saat tertentu. Kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah
mencapai tingkat tertentu.
Ø Pengetahuan merupakan hasil belajar
sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan menjelaskan
perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman.
Pengetahuan seseorang dihasilkan melalui proses yang saling mempengaruhi dari
dorongan, stimuli, petunjuk, tanggapan dan penguatan.
Ø Sikap merupakan hasil dari pencarian
dan evaluasi informasi yang luas atas berbagai kemungkinan yang membentuk suatu
sikap terhadap alternatifalternatif yang dipertimbangkan. Sikap sebagai suatu
evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan
dan tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif
yang diberikan. Sikap dikonseptualisasikan sebagai perasaan positif atau
negatif terhadap merek dan dipandang sebagai hasil penilaian merek bersama
dengan kriteria atau atribut evaluasi yang penting.
Ø Kepribadian, gaya hidup dan demografi merupakan
variabel penting yang berhubungan dengan keputusan pembelian. Konsumen akan
mengkonsumsi produk dengan citra yang sesuai dengan kepribadian, gaya hidup
(cara konsumen menghabiskan uang). Demografi memberikan keterangan mengenai
sifat dan komposisi pasar.
Konsumsi seseorang juga
dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah
mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang
dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka
menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para
pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat
di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi seseorang
akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang)
Oleh karena itu, Perilaku
konsumsi kita adalah fungsi dari siapa kita sebagai individu. Pikiran,
perasaan, sikap, dan pola perilaku menentukan apa yang kita beli, ketika kita
membelinya, dan bagaimana kita menggunakannya. Faktor internal memiliki dampak
besar pada perilaku konsumen, dan tugas pemasar adalah untuk mencari tahu apa
kebutuhan dan keinginan konsumen memiliki, dan apa yang memotivasi konsumen
untuk membeli.
Pengaruh Situasi Terhadap
Perilaku Konsumen
Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai
pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang
spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek (Engel,
et.al ,1994) . Situasi Konsumen adalan faktor lingkungan sementara yang
menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu
dan tempat tertentu ( Mowen dan Minor 1998)
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai
pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang
spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek.
Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu
situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat
tertentu.
jenis-jenis situasi konsumen :
jenis-jenis situasi konsumen :
1.
Situasi
Komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi yg dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpribadi Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi yg dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpribadi Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
1)
Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga
penjual, atau wiraniaga
2)
Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV,
radio, internet, koran, majalah, poster, billboard,Brosur,lefleat,dsb
3)
Informasi diperoleh langsung dari toko melalui
promo.
2.
Situasi
Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Berikut ini adalah 5 karakteristik situasi pembelian :
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Berikut ini adalah 5 karakteristik situasi pembelian :
1)
Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen
2)
Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
3)
Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
4)
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5)
Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.
Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.
3.
Situasi
Informasi
Lingkugan informal mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat di dalam semacam bentuk pengambilan keputusan nonkebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama mencangkupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
Lingkugan informal mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat di dalam semacam bentuk pengambilan keputusan nonkebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama mencangkupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
Ø Ketersediaan
informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan konsumen mendaptakan kembali
informasi dari ingatan. Pilihan bergantung pada sejauh mana informasi produk
hadir secara eksternal selama pengambilan keputusan versus tersedia hanya di
dalam ingatan (misalnya, konsumen di Sears yang berusaha memutuskan apakah
membeli microwave yang ada di hadapannya atau tang diperiksa kemarin di toko
saingan).
Ø Beban informasi
dari lingkungan pilihan ditentukan oleh jumlah alternatif pilihan dan jumlah
sifat peralternatif. Beban informasi mungkin melebihi kemampuan konsumen untuk
mengolah informasi secara akurat dan sebagai akibatnya, mengurangi keakuratan
mereka selama pengambilan keputusan.
Ø Format
informasi yaitu cara dimana informasi itu disusun dapat pula mempengaruhi
perilaku konsumen. Pemakaian informasi harga satuan ini oleh konsumen mungkin
mengantung kepada bagaimana informasi tersebut disusun.
Ø Bentuk
informasi bentuk informasi dapat memainkan peranan penting. Untuk beberapa
sifat (misalnya, jarak mil bensin, sifat nutrisional), informasi produk dapat
disajikan secara numeris atau secara semantik (misalnya, bagus, rata-rata dan
sebagainya).
Faktor – faktor
yang dapat meningkatkan pencarian informasi sebelum pembelian
Faktor Situasi
Pengalaman
* Pembelian pertama kali
* Tidak ada pengalaman yag lalu karena produk adalah baru
* Pengalaman sebelumnya yang tidak memuaskan pada kategori produk
Dapat diterima secara social
* Pembelian ditunjukan untuk hadiah
* Produk dapat dilihat oleh masyarakat
Faktor Situasi
Pengalaman
* Pembelian pertama kali
* Tidak ada pengalaman yag lalu karena produk adalah baru
* Pengalaman sebelumnya yang tidak memuaskan pada kategori produk
Dapat diterima secara social
* Pembelian ditunjukan untuk hadiah
* Produk dapat dilihat oleh masyarakat
Tipe Keterlibatan :
1)
Situational involvement. Terjadi hanya dalam
situasi khusus dan sementara dan umumnya bila pembelian itu dibutuhkan.
Misalnya keputusan mengambil pendidikan MBA adalah karena kabutuhan untuk
pekerjaan.
2)
Enduring involvement, terus menerus dan lebih
permanen umumnya terjadi karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam
kategori produk, walaupun pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya
ketertarikan pada baju.
1.Situasi Komunikasi
2.Situasi Pembelian
3. Situasi Pemakaian
4.Situasi Informasi
1.Situasi Komunikasi
2.Situasi Pembelian
3. Situasi Pemakaian
4.Situasi Informasi
Berdasarkan
kedekatannya dengan konsumen, lingkungan konsumen bisa terbagi ke:
Lingkungan mikro : lingkungan yang sangat dekat dengan konsumen, yang berinteraksi langsung dengan konsumen dan akan mempengaruhi perilaku, sikap, dan kognitif konsumen tertentu secara langsung.
Lingkungan makro : lingkungan jauh dari konsumen, bersifat umum dan berskala luas karena itu lingkungan makro memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat bukan hanya kepada individu konsumen.
Lingkungan fisik : segala sesuatu yang berbentuk fisik yang berada disekeliling konsumen, bisa menempati ruang / tidak menempati ruang.
Lingkungan mikro : lingkungan yang sangat dekat dengan konsumen, yang berinteraksi langsung dengan konsumen dan akan mempengaruhi perilaku, sikap, dan kognitif konsumen tertentu secara langsung.
Lingkungan makro : lingkungan jauh dari konsumen, bersifat umum dan berskala luas karena itu lingkungan makro memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat bukan hanya kepada individu konsumen.
Lingkungan fisik : segala sesuatu yang berbentuk fisik yang berada disekeliling konsumen, bisa menempati ruang / tidak menempati ruang.
Ø Lingkungan
sosial yang mencirikan situasi pemakaian dapat mempunyai pengaruh penting pada
perilaku konsumen.
Ø Waktu dimana
pemakaian terjadi mungkin pula mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh,
konsumsi makanan sangat bergantung pada waktu dalam satu hari.
Pertimbanangan yang berhubungan dengan Nilai
*Pembelian dilakukan karena keinginan saja bukan kebutuhan
* Semua alternative mempunyai konsekuensi yang diingini maupun yang tidak diingini
* Para anggota keluarga tidak sepakat mengenai syarat produk atau penilaian alternative
*Pembelian dilakukan karena keinginan saja bukan kebutuhan
* Semua alternative mempunyai konsekuensi yang diingini maupun yang tidak diingini
* Para anggota keluarga tidak sepakat mengenai syarat produk atau penilaian alternative
Interaksi Individu dengan Situasi
Dalam diskusi mengasumsi bahwa semua konsumen berespon dengan cara yang sama terhadap situasi tertentu. Namun, kenyataannya tidak harus demikian. Walaupun sebagian konsumen mungkin sangat dipengaruhi oleh variasi situasi, yang lain mungkin sering terbukti agak tidak peka. Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respon mereka terhadap faktor situasi memiliki implikasi penting untuk pemangsaan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari manfaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda. Dickson beragumen bahwa pemasar mungkin kerap perlu menggunakan .
Interaksi Orang-Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen dengan gaya hidup believer. Hal ini menunjukkan bahwa situasi
pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bias menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli.
Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya
hidup believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi
konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar
68%.
Dalam diskusi mengasumsi bahwa semua konsumen berespon dengan cara yang sama terhadap situasi tertentu. Namun, kenyataannya tidak harus demikian. Walaupun sebagian konsumen mungkin sangat dipengaruhi oleh variasi situasi, yang lain mungkin sering terbukti agak tidak peka. Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respon mereka terhadap faktor situasi memiliki implikasi penting untuk pemangsaan pasar. Karena konsumen yang berbeda mungkin mencari manfaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi situasi pemakaian yang berbeda. Dickson beragumen bahwa pemasar mungkin kerap perlu menggunakan .
Interaksi Orang-Situasi
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen dengan gaya hidup believer. Hal ini menunjukkan bahwa situasi
pembelian mampu menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bias menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli.
Gaya hidup pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
keputusan pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya
hidup believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi
konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar
68%.
Pengaruh Situasi Yang Tidak Terduga
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa membawa bolpoin dan pensil, maka secara otomatis dia akan membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum mengikuti ujian tersebut.
Berikut ini adalah 5 karakteristik situasi pembelian :
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang. Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa membawa bolpoin dan pensil, maka secara otomatis dia akan membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum mengikuti ujian tersebut.
Berikut ini adalah 5 karakteristik situasi pembelian :
1)
Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen
2)
Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
3)
Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
4)
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5)
Suasana
Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi
Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi
Jenis-jenis Situasi Konsumen
Ø Komunikasi : suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain
agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.Pada umumnya, komunikasi
dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. pabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Komponen Komunikasi :
Komponen Komunikasi :
§ Pengirim atau
komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
§ Pesan (message)
adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
§ Saluran
(channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan
getaran nada/suara.
§ Penerima atau
komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
§ Umpan balik
(feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
§ Aturan yang
disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan (“Protokol”)
Ø Pembelian : adanya
penukaran benda dengan harta (uang).
a)
Berdasarkan Objeknya
Jual beli berdasarkan objek dagangnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Jual beli berdasarkan objek dagangnya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Jual beli umum, yaitu menukar uang dengan
barang.
2.
Jual beli as-Sharf (Money Changer), yaitu
penukaran uang dengan uang.
3.
Jual beli muqayadhah (barter), yaitu menukar barang
dengan barang.
b)
Berdasarkan Standardisasi Harga
1.
Jual Beli Bargainal (tawar menawar), yaitu jual
beli di mana penjual tidak memberitahukan modal barang yang dijualnya.
2.
Jual Beli Amanah, yaitu jual beli di mana
penjual memberitahukan modal barang yang dijualnya.
Dengan dasar ini, jual beli ini terbagi menjadi tiga jenis:
Dengan dasar ini, jual beli ini terbagi menjadi tiga jenis:
a.
Jual beli murabahah, yaitu jual beli dengan
modal dan keuntungan yang diketahui.
b.
Jual beli wadhi’ah, yaitu jual beli dengan
harga di bawah modal dan kerugian yang diketahui.
c.
Jual beli tauliyah, yaitu jual beli dengan
menjual barang sama dengan harga modal, tanpa keuntungan atau kerugian.
Ditinjau dari cara pembayaran, jual beli
dibedakan menjadi 4 macam :
1.
Jual beli dengan penyerahan barang dan
pembayaran secara langsung (jual beli kontan).
2.
Jual beli dengan pembayaran tertunda (jual beli
nasi’ah).
3.
Jual beli dengan penyerahan barang tertunda.
4.
Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran
sama-sama tertunda.
Ø Pemakaian
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.
Berikut ini
adalah beberapa situasi yang dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu
barang :
1.
Situasi kebutuhan sehari-hari.
Merupakan dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu barang produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas pribadi.
Merupakan dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu barang produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas pribadi.
2.
Situasi keuangan.
Situasi dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu. Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli barang tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki kondisi keuangan berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah bahkan yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan kurang, haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar kebutuhan dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang cukup tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan berakibat fatal bagi hidupnya.
Situasi dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu. Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli barang tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki kondisi keuangan berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah bahkan yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan kurang, haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar kebutuhan dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang cukup tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan berakibat fatal bagi hidupnya.
3.
Situasi interaksi
Orang dalam membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang ada juga seseorang yang membeli suatu barang dikarenakan adanya interaksi dengan orang lain. Contohnya saja, seseorang membeli suatu barang setelah seorang sales menawarkan dan memperagakan barang yang dijualnya sehingga seseorang merasa tertarik dengan barang tersebut, terlepas dari barang tersebut diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak baginya.
Orang dalam membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang ada juga seseorang yang membeli suatu barang dikarenakan adanya interaksi dengan orang lain. Contohnya saja, seseorang membeli suatu barang setelah seorang sales menawarkan dan memperagakan barang yang dijualnya sehingga seseorang merasa tertarik dengan barang tersebut, terlepas dari barang tersebut diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak baginya.
4.
Situasi
kondisi barang produksi
Dalam memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi promosi maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen tertarik dengan kondisi dari barang produksi tersebut, misalnya saja : adanya diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan hadiah jika membeli suatu barang,
Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Konsumen
Dalam memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi promosi maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen tertarik dengan kondisi dari barang produksi tersebut, misalnya saja : adanya diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan hadiah jika membeli suatu barang,
Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Konsumen
.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar